Kamis, 14 Maret 2013

Makalah Pengertian Gurindam


Contoh makalah


PENGERTIAN GURINDAM
            Gurindam adalah salah satu jenis puisi lama selain pantun. Gurindam ini berasal dari negara India. Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) ‘kurindam’. Gurindam umumnya digunakan sebagai pemberian nasihat atau sejenis kata-kata mutiaraTidak seperti pantun satu bait gurindam hanya terdiri dari 2 larik. kedua larik ini saling berkaitan satu sama lain. Jadi jika larik pertama adalah sebab maka larik kedua adalah akibat, jika larik pertama adalah pertanyaan maka larik kedua adalah jawaban.
Berikut ini adalah ciri-ciri gurindam :
  • Satu bait terdiri dari 2 larik/baris
  • Jumlah suku kata tiap larik tidak ditentukan (umumnya 10-14 suku kata)
  • Ada hubungan sebab akibat antara larik satu dengan dua
  • Sajak A-A
  • Isi terletah di larik kedua
  • Berisikan nasihat atau kata-kata mutiara
 Contoh dari gurindam adalah sebagai berikut:
Jika ilmu tiada sempurna
Tiada berapa ia berguna
Silang selisih jangan dicari
Jika bersua janganlah berlari
Perkataan tajam jika dilepas
Ibarat beringin beracun dan upas

PERIODISASI SASTRA INDONESIA
Pengertian :
Periodisasi sastra ialah pembagian sastra atau pembabakan sastra berdasarkan atas kurun waktu atau zamannya. Terjadinya periode sastra karena terjadinya perubahan zaman, pola pikir, serta gaya hidup yang akhirnya menghasilkan perubahan hasil sastra.
Jenis-jenis Periodisasi
A. ANGKATAN 30/ANGKATAN PUJANGGA BARU (MAJALAH)

 Latar Belakang:
  1. Pertemuan dengan Bangsa Eropa yang berpengaruh pada politik, jalan pikiran, pola hidup, dan hasil sastra.
  2. Lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang mengangkat Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi sekolah.
Ciri-ciri:
  1. Bertema nasional.
  2. Romantis idealis (penuh cita-cita).
  3. Impresimisme (penuh kesan).
  4. Meniru kebudayaan Belanda.
  5. Bentuk puisinya berbaris: distikon, quin, kuatrin, cektek, tersina, septina, oktat, syair, soneta.
  6. Nama pengarang ditulis.
  7. Bahasa klise ditinggalkan.
  8. Ada permainan bunyi.
Pengarang dan Beberapa Karyanya:
  1. STA (Sultan Takdir Alisjahbana): Layar Terkembang (Roman), Anak Perawan di Sarang Penyamun (Roman), Tebaran Mega (kumpulan puisi).
  2. Armijn Pane: Habis Gelap Terbitlah Terang (kumpulan terjemahan surat), Belenggu (Roman), Jiwa Berjiwa (kumpulan puisi).
  3. Amir Hamzah: Buah Rindu (kumpulan puisi), Nyanyi Suci (berisi kerinduan seseorang pada Tuhannya/puisi), Bhagawat Gita (prosa).

B. ANGKATAN '45

Latar Belakang:
  1. Kekejaman penjajah terhadap rakyat/sastra.
  2. Penderitaan rakyat akibat revolusi.
Ciri-ciri:
  1. Ekspresionisme
  2. Romantis realistis.
  3. Lebih mementingkan isi daripada bahasa.
  4. Humanisme Universal.
  5. Sinisme.
  6. Realita (sesuai kenyataan).
Pengarang dan Beberapa Karyanya:
  1. Chairil Anwar (Raja Puisi): Aku, Kerawang Bekasi, Diponegoro, Beta Pattirajawane.
  2. Mochtar Lubis: Harimau! Harimau! (Roman), Jalan Tak Ada Ujung (Roman), Tak Ada Esok (Roman).
  3. Idrus (Raja Prosa): Surabaya, Corat-coret di Bawah Tanah, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma



C.  ANGKATAN '66

Latar Belakang:
  1. Penyelewengan oleh pemimpin rakyat.
  2. Korupsi merajalela.
  3. Pengangkapan dan kekejaman terhadap orang-orang yang menentang pemerintahan
Ciri-ciri:
  1. Bentuknya puisi bebas dan cerpen.
  2. Isinya protes terhadap pemimpin yang lupa daratan. 
  3. Bahsanya panjang-panjang.
  4. Temanya penderitaan rakyat.
  5. Munculnya kelaguan
Pengaran dan Beberapa Karyanya:
  1. Taufik Ismail: Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini, Dari Ibu Seorang Demonstran, Yang Kami Minta Hanyalah Sebuah Bendungan Saja, Malu Aku Jadi Orang Indonesia.
  2. Masyur Samin: Pidato Seorang Demonstran, Pernyataan, Ode Pemakaman.
  3. Buur Raswanto: Telah Gugur Beberapa Nama, Tirani, Bumi yang Berpeluh, Mereka Telah Bangkit. 
CONTOH KARYA ARMIJN PANE “BELENGGU”
Sukartono adalah seorang dokter yang mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi. Dia terkenal dokter yang dermawan dan penolong. Dia termasuk seorang yang sangat mencintai pekerjaannya. Meskipun begitu Tono tidak pernah benar-benar merasakan cinta dari istrinya selayaknya sebuah keluarga yang harmonis. Kenikmatan hidup yang bersifat privasi justru dia rasakan dari wanita lain yang bukan istrinya. 

Sumartini  perempuan modern yang mempunyai masa lalu yang kelam karena bebas bergaul. Salah satu kisahnya yang memilukan adalah hubungannya yang gagal dengan kekasihnya sebelum menikah dengan Tono.  Dia selalu merasa kesepian karena kesibukan suaminya yang tak kenal waktu dalam mengobati orang sakit sehingga melupakan dan membiarkannya di rumah seorang diri.

Siti Rohayah juga merupakan perempuan yang masa lalunya kelam akibat perceraian. Namun, perbedaannya dia tidak seberuntung Sumartini dalam masalah ekonomi dan status sosial. Rohayah menjadi perempuan “malam” dan mempunyai pekerjaan sampingan sebagai penyanyi keroncong dengan nama Siti Hayati.

Kisah ini dimulai dari Dokter Sukartono dengan seorang perempuan berparas ayu, pintar, serta lincah. Perempuan itu bernama Sumartini atau panggilannya Tini. Sebenarnya Dokter Sukartono atau Tono tidak mencintai Sumartini. Demikian pula sebaliknya, Tini juga tidak mencintai Dokter Sukartono. Mereka berdua menikah dengan alasan masing-masing. Dokter Sukartono menikahi Sumartini karena kecantikan, kecerdasan, serta mendampinginya sebagai seorang dokter adalah Sumartini. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena hendak melupakan masa silamnya. Menurutnya dengan menikahi seorang dokter, maka besar kemungkinan bagi dirinya untuk melupakan masa lalunya yang kelam. Jadi, keduanya tidak saling mencintai. 

Karena keduanya tidak saling mencintai, mereka tidak pernah akur. Mereka tidak saling berbicara dan saling bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak pernah dipecahkan bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masing-masing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Itulah sebabnya keluarga mereka tampak hambar dan tidak harmonis. Mereka sering salah paham dan suka bertengakar. 

Ketidakharmonisan keluarga mereka semakin menjadi karena Dokter Sukartono sangat mencintai dan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa saja ada pasien yang membutuhkannya, dia dengan sigap berusaha membantunya. Akibatnya, dia melupakan kehidupan rumah tangganya sendiri. Dai sering meninggalkannya istrinya sendirian dirumah. Dia betul-betul tidak mempunyai waktu lagi bagi istrinya, Tini. Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak hanya suka menolong kapan pun pasien yang membutuhkan pertolongan, tetapi ia juga ridak meminta bayaran kepada pasien yang tak mampu. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagi dokter yang sangat dermawan.

Kesibukan Dokter Sukartono yang tak kenal waktu tersebut semakin memicu percekcokan dalam rumah tangga. Menurut Suamrtini, Dokter Sukartono sangat egois. Sumartini merasa telah disepelekan dan merasa bosan karena selalu ditinggalkan suaminya yang selalu sibuk menolong pasien-pasiennya. Dia merasa dirinya telah dilupakan dan merasa bahwa derajatnya sebagai seorang perempuan telah diinjak-injak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak mampu memenuhi hak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak mampu memenuhi hak tersebut, maka Sumartini sering bertengkat. Hampir setiap hari mereka bertengkat. Masing-masing tidak mau mengalah dan merasa paling benar.

Suatu hari Dokter Sukartono mendapat panggilan dari seorang wanita yang mengaku dirinya sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter Sukartono datang kehotel tempat dia menginap. Dokter Sukartono pun datang ke hotel tersebut. Setibanya dihotel, dia merasa terkejut sebab pasien yang memanggilnya adalah Yah atau Rohayah, wanita yang telah dikenalnya sejak kecil. Sewaktu masih bersekolah di Sekolah Rakyat, Yah adalah teman sekelasnya. 

Pada saat itu Yah sudah menjadi janda. Dia korban kawin paksa. Karena tidak tahan hidup dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dia terjun kedunia nista dan menjadi wanita panggilan. Yah sebenarnya secara diam-diam sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering menghayalkan Dokter Suartono sebagai suaminya. Itulah sebabnya, dia mencari alamat Dokter Sukartono. Setelah menemukannya, dia menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura sakit. 

Karena sangat merindukan Dokter Sukartono, pada saat itu juga, Yah menggodanya. Dia sangat mahir dalam hal merayu laki-laki karena pekerjaan itulah yang dilakukannya selama di Jakarta. Pada awalnya Dokter Sukartono tidak tergoda akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama-kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda. Yah dapat memberikan banyak kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh Dokter Sukartono yang selama ini tidak diperoleh dari istrinya. Karena Dokter Sukartono tidak pernah merasakan ketentraman dan selalu bertengkar dengan istrinya, dia sering mengunjungi Yah. Dia mulai merasakan hotel tempat Yah menginap sebagai rumahnya yang kedua. 

Lama-kelamaan hubungan Yah dengan Tono diketahui oleh Sumartini. Betapa panas hatinya ketika mengetehui hubungan gelap suaminya dengan wanita bernama Yah. Dia ingin melabrak wanita tersebut. Secara diam-diam Sumartini pergi ke hotel tempat Yah menginap. Dia berniat hendak memaki Yah sebab telah mengambil dan menggangu suaminya. Akan tetapi, setelah bertatap muka dengan Yah, perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian dan nafsu amarahnya tiba-tiba lenyap. Yah yang sebelumnya dianggap sebagai wanita jalang, ternyata merupakan seorang wanita yang lembut dan ramah. Tini merasa malu pada Yah. Dia merasa bahwa selama ini dia bersalah pada suaminya. Dia tidak dapat berlaku seperti Yah yang sangat didambakan oleh suaminya. 

Sepulang dari pertemuan dengan Yah, Tini mulai berintropeksi terhadap dirinya. Dia merasa malu dan bersalah kepada suaminya. Dia merasa dirinya belum pernah memberi kasih sayang yang tulus pada suaminya. Selama ini dia selalu kasar pada suaminya. Dia merasa telah gagal menjadi Istri. Akhirnya, dia mutuskan untuk berpisah dengan suaminya.

        Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono. Bagaimanapun, dia tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono meminta maaf pada istrinya dan berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun, keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono tak mampu menahannya. Akhirnya mereka bercerai. 

Betapa sedih hati Dokter Sukartono akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah sedih saat Yah juga pergi. Yah hanya meninggalkan sepucuk surat yang mengabarkan jika dia mencintai Dokter Sukartono. Dia akan meninggalkan tanah air selama-lamanya dan pergi ke Calidonia. Dokter Sukartono merasa sedih dalam kesendiriannya. Sumartini telah pergi ke Surabaya. Dia mengabdi pada sebuah panti asuhan yatim piatu, sedangkan Yah pergi ke negeri Calidonia. 

CONTOH KARYA CHAIRIL ANWAR “KARAWANG BEKASI”
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat

Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian

Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi



CONTOH KARYA TAUFIQ ISMAIL “MALU AKU JADI ORANG INDONESIA” I
I) Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army Dulu dadaku tegap bila aku berdiri Mengapa sering benar aku merunduk kini

II) Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia.

III) Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat besar, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden, menteri, jenderal, sekjen, dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat¬sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar¬besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak putus dilarang-larang
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah, ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama,
Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula pembantahan tarang-terangan yang merupakan dusta terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

IV) Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia.

DENIFISI ESAI
            Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Dari pengertian tersebut tentu kita dapat dapat mengetahui jika esai merupakan tulisan yang bersifat subjektif atau argumentatif dalam penyampaiannya.

CIRI-CIRI ESAI
  1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
  2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
  3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
  4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
  5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
  6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
Contoh esai sastra yang akan saya jadikan referensi adalah esai yang dimuat di Harian Umum, Pikiran Rakyat, Minggu 17 Oktober 2010, dengan Judul Kemat Jaran Guyang ditulis oleh Supali Kasim. Wakil Ketua Lembaga Bahasa dan Sastra Cirebon.
Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum

             Beberapa minggu terakhir ini kita “dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan umum. Mengapa saya katakan “dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan terakhir ini di media cetak maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang kecelakaan angkutan umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu memakan korban jiwa. Sangat ironis memang, angkutan umum yang seharusnya menjanjikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan lebih aman malah belakangan menjadi penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan.

           Sebuah akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat melihat sebuah kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jika melihat kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak layak? Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku sopir yang “ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga peluang kecelakaan pun semakin tinggi

           Berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan mengarah pada pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam pengujian tersebut akan dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir dan atau pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi memberi kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai menutup bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan dengan berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas penguji. Sungguh sangat miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan kendaraan dengan menyewa ban dan mengganti onderdil yang sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah itu mereka memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut. Harapan saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar “obat penenang sementara” bagi masyarakat yang mulai “marah” pada angkutan umum dan integritas penanggung jawab keberadaan angkutan.

         Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan. Faktor manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama yang paling bertanggung jawab atas keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan dalam berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang ini alkohol dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup kemungkinan dan sudah banyak sopir yang ikut mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan umum untuk menindak tegas sopir-sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan preventif pun sepertinya harus dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan kepada para sopir agar lebih bertanggung jawab atas keselamatan penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.

          Terlepas dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi jalan yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam maraknya kecelakaan yang belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca seperti sekarang ini telah banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut jangan dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya kondisi jalan yang buruk yang berakibat pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya siap dan cekatan dalam menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi jalan yang buruk dibiarkan berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti yang sekarang ini terjadi.

          Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak layak jalan, human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran agar keselamatan dan kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya dapat tercapai. Tindakkan preventif baik berupa tes uji kelayakkan angkutan umum yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak mengkonsumsi miras dan narkoba demi keselamatan harus segera dilakukan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang membelot pun sudah selayaknya segera dilakukan demi keselamatan bersama.









TUGAS BAHASA INDONESIA
 




                                                  


DI SUSUN OLEH :
ANDREA SEPTIAN K.E (08)

SMA NEGERI 3 BANGKALAN
TP.2012 - 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar