Contoh makalah
PENGERTIAN GURINDAM
Gurindam adalah salah satu jenis
puisi lama selain pantun. Gurindam ini berasal dari negara India. Kata gurindam
berasal dari bahasa Tamil (India) ‘kurindam’. Gurindam umumnya digunakan
sebagai pemberian nasihat atau sejenis kata-kata mutiaraTidak seperti pantun
satu bait gurindam hanya terdiri dari 2 larik. kedua larik ini saling berkaitan
satu sama lain. Jadi jika larik pertama adalah sebab maka larik kedua adalah
akibat, jika larik pertama adalah pertanyaan maka larik kedua adalah jawaban.
Berikut ini
adalah ciri-ciri gurindam :
- Satu
bait terdiri dari 2 larik/baris
- Jumlah
suku kata tiap larik tidak ditentukan (umumnya 10-14 suku kata)
- Ada
hubungan sebab akibat antara larik satu dengan dua
- Sajak
A-A
- Isi
terletah di larik kedua
- Berisikan
nasihat atau kata-kata mutiara
Contoh
dari gurindam adalah sebagai berikut:
Jika
ilmu tiada sempurna
Tiada
berapa ia berguna
Silang
selisih jangan dicari
Jika
bersua janganlah berlari
Perkataan
tajam jika dilepas
Ibarat
beringin beracun dan upas
PERIODISASI SASTRA INDONESIA
Pengertian :
Periodisasi sastra ialah pembagian sastra
atau pembabakan sastra berdasarkan atas kurun waktu atau zamannya. Terjadinya
periode sastra karena terjadinya perubahan zaman, pola pikir, serta gaya hidup
yang akhirnya menghasilkan perubahan hasil sastra.
Jenis-jenis Periodisasi
A. ANGKATAN 30/ANGKATAN PUJANGGA BARU (MAJALAH)
Latar Belakang:
Latar Belakang:
- Pertemuan
dengan Bangsa Eropa yang berpengaruh pada politik, jalan pikiran, pola
hidup, dan hasil sastra.
- Lahirnya
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang mengangkat Bahasa Melayu sebagai
bahasa resmi sekolah.
Ciri-ciri:
- Bertema
nasional.
- Romantis
idealis (penuh cita-cita).
- Impresimisme
(penuh kesan).
- Meniru
kebudayaan Belanda.
- Bentuk
puisinya berbaris: distikon, quin, kuatrin, cektek, tersina, septina,
oktat, syair, soneta.
- Nama
pengarang ditulis.
- Bahasa
klise ditinggalkan.
- Ada
permainan bunyi.
Pengarang dan
Beberapa Karyanya:
- STA (Sultan
Takdir Alisjahbana): Layar Terkembang (Roman), Anak Perawan di Sarang
Penyamun (Roman), Tebaran Mega (kumpulan puisi).
- Armijn
Pane: Habis Gelap Terbitlah Terang (kumpulan terjemahan surat), Belenggu
(Roman), Jiwa Berjiwa (kumpulan puisi).
- Amir
Hamzah: Buah Rindu (kumpulan puisi), Nyanyi Suci (berisi kerinduan
seseorang pada Tuhannya/puisi), Bhagawat Gita (prosa).
B. ANGKATAN '45
Latar Belakang:
- Kekejaman
penjajah terhadap rakyat/sastra.
- Penderitaan
rakyat akibat revolusi.
Ciri-ciri:
- Ekspresionisme
- Romantis
realistis.
- Lebih
mementingkan isi daripada bahasa.
- Humanisme
Universal.
- Sinisme.
- Realita
(sesuai kenyataan).
Pengarang dan Beberapa Karyanya:
- Chairil
Anwar (Raja Puisi): Aku, Kerawang Bekasi, Diponegoro, Beta Pattirajawane.
- Mochtar
Lubis: Harimau! Harimau! (Roman), Jalan Tak Ada Ujung (Roman), Tak Ada
Esok (Roman).
- Idrus
(Raja Prosa): Surabaya, Corat-coret di Bawah Tanah, Dari Ave Maria ke
Jalan Lain ke Roma
C. ANGKATAN '66
Latar Belakang:
Latar Belakang:
- Penyelewengan
oleh pemimpin rakyat.
- Korupsi
merajalela.
- Pengangkapan
dan kekejaman terhadap orang-orang yang menentang pemerintahan
Ciri-ciri:
- Bentuknya
puisi bebas dan cerpen.
- Isinya
protes terhadap pemimpin yang lupa daratan.
- Bahsanya
panjang-panjang.
- Temanya
penderitaan rakyat.
- Munculnya
kelaguan
Pengaran dan Beberapa Karyanya:
- Taufik
Ismail: Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini, Dari Ibu Seorang Demonstran,
Yang Kami Minta Hanyalah Sebuah Bendungan Saja, Malu Aku Jadi Orang
Indonesia.
- Masyur
Samin: Pidato Seorang Demonstran, Pernyataan, Ode Pemakaman.
- Buur
Raswanto: Telah Gugur Beberapa Nama, Tirani, Bumi yang Berpeluh, Mereka
Telah Bangkit.
CONTOH KARYA ARMIJN PANE “BELENGGU”
Sukartono adalah seorang
dokter yang mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi. Dia terkenal dokter yang
dermawan dan penolong. Dia termasuk seorang yang sangat mencintai pekerjaannya.
Meskipun begitu Tono tidak pernah benar-benar merasakan cinta dari istrinya
selayaknya sebuah keluarga yang harmonis. Kenikmatan
hidup yang bersifat privasi justru dia rasakan dari wanita lain yang bukan
istrinya.
Sumartini perempuan modern yang mempunyai masa lalu
yang kelam karena bebas bergaul. Salah satu kisahnya yang memilukan adalah
hubungannya yang gagal dengan kekasihnya sebelum menikah dengan Tono. Dia selalu merasa kesepian karena kesibukan
suaminya yang tak kenal waktu dalam mengobati orang sakit sehingga melupakan
dan membiarkannya di rumah seorang diri.
Siti Rohayah juga merupakan
perempuan yang masa lalunya kelam akibat perceraian. Namun, perbedaannya dia tidak seberuntung Sumartini dalam masalah ekonomi
dan status sosial. Rohayah menjadi perempuan “malam” dan mempunyai pekerjaan
sampingan sebagai penyanyi keroncong dengan nama Siti Hayati.
Kisah ini dimulai dari Dokter
Sukartono dengan seorang perempuan berparas ayu, pintar, serta lincah.
Perempuan itu bernama Sumartini atau panggilannya Tini. Sebenarnya Dokter
Sukartono atau Tono tidak mencintai Sumartini. Demikian pula sebaliknya, Tini
juga tidak mencintai Dokter Sukartono. Mereka berdua menikah dengan alasan
masing-masing. Dokter Sukartono menikahi Sumartini karena kecantikan,
kecerdasan, serta mendampinginya sebagai seorang dokter adalah Sumartini. Sedangkan
Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena hendak melupakan masa silamnya.
Menurutnya dengan menikahi seorang dokter, maka besar kemungkinan bagi dirinya
untuk melupakan masa lalunya yang kelam. Jadi, keduanya tidak saling
mencintai.
Karena keduanya tidak saling
mencintai, mereka tidak pernah akur. Mereka tidak saling berbicara dan saling
bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak pernah dipecahkan
bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masing-masing memecahkan
masalahnya sendiri-sendiri. Itulah sebabnya keluarga mereka tampak hambar dan
tidak harmonis. Mereka sering salah paham dan suka bertengakar.
Ketidakharmonisan keluarga mereka
semakin menjadi karena Dokter Sukartono sangat mencintai dan bertanggung jawab
penuh terhadap pekerjaannya. Dia bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa saja ada
pasien yang membutuhkannya, dia dengan sigap berusaha membantunya. Akibatnya,
dia melupakan kehidupan rumah tangganya sendiri. Dai sering meninggalkannya
istrinya sendirian dirumah. Dia betul-betul tidak mempunyai waktu lagi bagi
istrinya, Tini. Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak
hanya suka menolong kapan pun pasien yang membutuhkan pertolongan, tetapi ia
juga ridak meminta bayaran kepada pasien yang tak mampu. Itulah sebabnya, dia
dikenal sebagi dokter yang sangat dermawan.
Kesibukan Dokter Sukartono yang tak
kenal waktu tersebut semakin memicu percekcokan dalam rumah tangga. Menurut
Suamrtini, Dokter Sukartono sangat egois. Sumartini merasa telah disepelekan
dan merasa bosan karena selalu ditinggalkan suaminya yang selalu sibuk menolong
pasien-pasiennya. Dia merasa dirinya telah dilupakan dan merasa bahwa
derajatnya sebagai seorang perempuan telah diinjak-injak sebagai seorang istri.
Karena suaminya tidak mampu memenuhi hak sebagai seorang istri. Karena suaminya
tidak mampu memenuhi hak tersebut, maka Sumartini sering bertengkat. Hampir
setiap hari mereka bertengkat. Masing-masing tidak mau mengalah dan merasa
paling benar.
Suatu hari Dokter Sukartono mendapat panggilan dari seorang wanita yang mengaku dirinya sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter Sukartono datang kehotel tempat dia menginap. Dokter Sukartono pun datang ke hotel tersebut. Setibanya dihotel, dia merasa terkejut sebab pasien yang memanggilnya adalah Yah atau Rohayah, wanita yang telah dikenalnya sejak kecil. Sewaktu masih bersekolah di Sekolah Rakyat, Yah adalah teman sekelasnya.
Pada saat itu Yah sudah menjadi
janda. Dia korban kawin paksa. Karena tidak tahan hidup dengan suami pilihan
orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dia terjun kedunia nista dan
menjadi wanita panggilan. Yah sebenarnya secara diam-diam sudah lama mencintai
Dokter Sukartono. Dia sering menghayalkan Dokter Suartono sebagai suaminya.
Itulah sebabnya, dia mencari alamat Dokter Sukartono. Setelah menemukannya, dia
menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura sakit.
Karena sangat merindukan Dokter
Sukartono, pada saat itu juga, Yah menggodanya. Dia sangat mahir dalam hal
merayu laki-laki karena pekerjaan itulah yang dilakukannya selama di Jakarta.
Pada awalnya Dokter Sukartono tidak tergoda akan rayuannya, namun karena Yah
sering meminta dia untuk mengobatinya, lama kelamaan Dokter Sukartono mulai
tergoda akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya,
lama-kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda. Yah dapat memberikan banyak kasih
sayang yang sangat dibutuhkan oleh Dokter Sukartono yang selama ini tidak
diperoleh dari istrinya. Karena Dokter Sukartono tidak pernah merasakan
ketentraman dan selalu bertengkar dengan istrinya, dia sering mengunjungi Yah.
Dia mulai merasakan hotel tempat Yah menginap sebagai rumahnya yang
kedua.
Lama-kelamaan hubungan Yah dengan
Tono diketahui oleh Sumartini. Betapa panas hatinya ketika mengetehui hubungan
gelap suaminya dengan wanita bernama Yah. Dia ingin melabrak wanita tersebut.
Secara diam-diam Sumartini pergi ke hotel tempat Yah menginap. Dia berniat
hendak memaki Yah sebab telah mengambil dan menggangu suaminya. Akan tetapi,
setelah bertatap muka dengan Yah, perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian
dan nafsu amarahnya tiba-tiba lenyap. Yah yang sebelumnya dianggap sebagai
wanita jalang, ternyata merupakan seorang wanita yang lembut dan ramah. Tini
merasa malu pada Yah. Dia merasa bahwa selama ini dia bersalah pada suaminya.
Dia tidak dapat berlaku seperti Yah yang sangat didambakan oleh suaminya.
Sepulang dari pertemuan dengan Yah,
Tini mulai berintropeksi terhadap dirinya. Dia merasa malu dan bersalah kepada
suaminya. Dia merasa dirinya belum pernah memberi kasih sayang yang tulus pada
suaminya. Selama ini dia selalu kasar pada suaminya. Dia merasa telah gagal
menjadi Istri. Akhirnya, dia mutuskan untuk berpisah dengan suaminya.
Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono. Bagaimanapun, dia tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono meminta maaf pada istrinya dan berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun, keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono tak mampu menahannya. Akhirnya mereka bercerai.
Betapa sedih hati Dokter Sukartono
akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah sedih saat Yah juga pergi. Yah
hanya meninggalkan sepucuk surat yang mengabarkan jika dia mencintai Dokter
Sukartono. Dia akan meninggalkan tanah air selama-lamanya dan pergi ke
Calidonia. Dokter Sukartono merasa sedih dalam kesendiriannya. Sumartini telah
pergi ke Surabaya. Dia mengabdi pada sebuah panti asuhan yatim piatu, sedangkan
Yah pergi ke negeri Calidonia.
CONTOH KARYA CHAIRIL ANWAR “KARAWANG BEKASI”
Kami yang kini
terbaring antara Karawang-BekasiTidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
CONTOH KARYA TAUFIQ ISMAIL “MALU AKU JADI ORANG INDONESIA” I
I) Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army Dulu dadaku tegap bila aku berdiri Mengapa sering benar aku merunduk kini
II) Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia.
III) Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat besar, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden, menteri, jenderal, sekjen, dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat¬sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar¬besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak putus dilarang-larang
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah, ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama,
Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula pembantahan tarang-terangan yang merupakan dusta terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
IV) Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia.
DENIFISI ESAI
Di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Esai adalah karangan prosa yang membahas
suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Dari
pengertian tersebut tentu kita dapat dapat mengetahui jika esai merupakan
tulisan yang bersifat subjektif atau argumentatif dalam penyampaiannya.
CIRI-CIRI ESAI
- Berbentuk
prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan
bahasa dan ungkapan figuratif.
- Singkat,
maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
- Memiliki
gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya
yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
- Selalu
tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik
dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu
saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
- Memenuhi
keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun
harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari
pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat
koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya
dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
- Mempunyai
nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis
karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan
esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya,
pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
Contoh esai sastra yang
akan saya jadikan referensi adalah esai yang dimuat di Harian Umum, Pikiran
Rakyat, Minggu 17 Oktober 2010, dengan Judul Kemat Jaran
Guyang ditulis oleh Supali Kasim. Wakil Ketua Lembaga Bahasa dan
Sastra Cirebon.
Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum
Beberapa minggu terakhir ini kita “dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan umum. Mengapa saya katakan “dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan terakhir ini di media cetak maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang kecelakaan angkutan umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu memakan korban jiwa. Sangat ironis memang, angkutan umum yang seharusnya menjanjikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan lebih aman malah belakangan menjadi penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan.
Sebuah akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat melihat sebuah kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jika melihat kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak layak? Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku sopir yang “ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga peluang kecelakaan pun semakin tinggi
Berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan mengarah pada pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam pengujian tersebut akan dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir dan atau pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi memberi kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai menutup bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan dengan berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas penguji. Sungguh sangat miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan kendaraan dengan menyewa ban dan mengganti onderdil yang sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah itu mereka memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut. Harapan saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar “obat penenang sementara” bagi masyarakat yang mulai “marah” pada angkutan umum dan integritas penanggung jawab keberadaan angkutan.
Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan. Faktor manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama yang paling bertanggung jawab atas keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan dalam berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang ini alkohol dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup kemungkinan dan sudah banyak sopir yang ikut mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan umum untuk menindak tegas sopir-sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan preventif pun sepertinya harus dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan kepada para sopir agar lebih bertanggung jawab atas keselamatan penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.
Terlepas dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi jalan yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam maraknya kecelakaan yang belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca seperti sekarang ini telah banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut jangan dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya kondisi jalan yang buruk yang berakibat pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya siap dan cekatan dalam menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi jalan yang buruk dibiarkan berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti yang sekarang ini terjadi.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak layak jalan, human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran agar keselamatan dan kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya dapat tercapai. Tindakkan preventif baik berupa tes uji kelayakkan angkutan umum yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak mengkonsumsi miras dan narkoba demi keselamatan harus segera dilakukan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang membelot pun sudah selayaknya segera dilakukan demi keselamatan bersama.
Beberapa minggu terakhir ini kita “dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan umum. Mengapa saya katakan “dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan terakhir ini di media cetak maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang kecelakaan angkutan umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu memakan korban jiwa. Sangat ironis memang, angkutan umum yang seharusnya menjanjikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan lebih aman malah belakangan menjadi penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan.
Sebuah akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat melihat sebuah kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jika melihat kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak layak? Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku sopir yang “ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga peluang kecelakaan pun semakin tinggi
Berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan mengarah pada pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam pengujian tersebut akan dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir dan atau pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi memberi kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai menutup bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan dengan berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas penguji. Sungguh sangat miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan kendaraan dengan menyewa ban dan mengganti onderdil yang sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah itu mereka memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut. Harapan saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar “obat penenang sementara” bagi masyarakat yang mulai “marah” pada angkutan umum dan integritas penanggung jawab keberadaan angkutan.
Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan. Faktor manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama yang paling bertanggung jawab atas keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan dalam berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang ini alkohol dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup kemungkinan dan sudah banyak sopir yang ikut mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan umum untuk menindak tegas sopir-sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan preventif pun sepertinya harus dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan kepada para sopir agar lebih bertanggung jawab atas keselamatan penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.
Terlepas dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi jalan yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam maraknya kecelakaan yang belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca seperti sekarang ini telah banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut jangan dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya kondisi jalan yang buruk yang berakibat pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya siap dan cekatan dalam menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi jalan yang buruk dibiarkan berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti yang sekarang ini terjadi.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak layak jalan, human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran agar keselamatan dan kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya dapat tercapai. Tindakkan preventif baik berupa tes uji kelayakkan angkutan umum yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak mengkonsumsi miras dan narkoba demi keselamatan harus segera dilakukan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang membelot pun sudah selayaknya segera dilakukan demi keselamatan bersama.
TUGAS BAHASA
INDONESIA
DI SUSUN OLEH :
ANDREA SEPTIAN K.E (08)
SMA NEGERI 3 BANGKALAN
TP.2012 - 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar